KNOWING : Filsafat dan Implementasi




1.      SEJARAH FILSAFAT DAN IMPLEMENTASINYA
Dalam filsafat Segala sesuatu itu berpangkal dari sesuatu yang ada, bermiliar-miliar sifat yang nantinya menjadi sebuah aliran dalam filsafat, baik yang ada di dalam fikiran dan diluar fikiran. Filsafat modern sangat jauh perbedaannya dengan filsafat terdahulu, sebab untuk menggunakan filsafat di zaman modern tinggal menggunakan dari apa yang sudah disiapkan oleh para filsuf terdahulu. Sedangkan para filsuf terdahulu membutuhkan beratus-ratus tahun bahkan mempertaruhkan argument dengan filsuf lain untuk bisa menggunakan filsafat, dan dipublikasikan dikhalayak umum. Beberapa sifat dalam aliran filsafat diantaranya adalah :
     a)      Sifat Tetap. Tetap dalam arti yang ada dalam pikiran, segala apa yang menempati fikiran kita maka disebut dengan sesuatu yang tetap dalam aliran filsafat. Tokoh pelopornya adalah Permenides, yang mengarah pada idealis yang dipelopori oleh Plato dan Scorates, yang akhirnya bersifat rasional dan tokoh pelopornya adalah Rena Descrates. Bahasan dalam tahap ini, yang identitas menggunakan logika pikiran kita dan bersifat konsisten dan koheren. Sehingga pada ruang ini menjadi analitis yang bersifat a priori.

Salah satu tokoh yang menganut filsafat barat adalah A. Comte yang mempunyai misi untuk membentuk mansyarakat yang maju, yakni dengan mengesampingkan spiritual atau kata lain jangan menonjolkan spiritual untuk menuju masyarakat yang maju. Hal tersebut digambarkan dalam skema dibawah ;

 
 
 Hal tersebut bertentangan dengan apa yang dikehendaki oleh masyarakat timur, seperti Indonesia, timur tengah dan Negara beragama lainnya, yakni mengutamakan spiritual untuk menjadi sekelompok masyarakat yang maju. Inilah yang dikatakan bahwa segala  A. Comte telah menanam benih dari 2 abad yang lalu dan kemudian bermunculan pada zaman modern. Gambaran yang diberikan oleh A. Comte bertolak belakang dengan apa yang digambarkan oleh Prof. Marsigit mengenai keinginan masayarakat bagian timur. Seperti yang digambarkan dalam skema dibawah ;
Oleh karena itu, muncul ilmu – ilmu dasar/ murni. Dari sisi yang lain, muncul ilmu humaniora yaitu adanya intuisi. Dari sanalah muncul dan berkembangnya teknologi dan industry yang menjadi kedigdayaan dunia barat. Hal tersebut merupakan menjadi pembicaraan filsafat yang disebut pengaruh Powernow (pengaruh dunia barat). Seperti yang digambarkan dalam skema dibawah ini;
     b)      Sifat Berubah. Berubah dalam arti ada diluar pikiran, yang dipelopori oleh Heraclitos, yang mengarah pada realis dan dipelopori oleh Arisoteles, yang akhirnya bersifat empirisme dan tokoh pelopornya adalah David Hume. Bahasan dalam tahap ini, yang berdasarkan pada pengalaman yang bersifat kontradiksi. Yang dalam hal ini, kebenarannya bersifat korespodensi dengan pikiran yang sintetik, sehingga bersifat a posteriori.

Oleh sebab itu, Sang Powernow disebutkan tidak memiliki spiritual akan tetapi memiliki rasa ingin tahu yang tak terbatas tanpa kendali spiritual. Itulah yang disebut dengan pertempuran antara dunia barat dengan dunia timur, perang antara moral dan prilaku yang ditanam pada setiap fikiran manusia. Terdapat 5 pilar  yang dianut Dunia Barat, yaitu:
1.      Neo Kapitalisme.
2.      Neo Pragmatisme.
3.      Neo Utilitarianisme.
4.      Neo Hedonisme.
5.      Neo Matrealisme.
Jadi, bisa dikatakan bahwa powernow sudah masuk kedalam fikiran setiap masyarakat timur yang dipengaruhi oleh dunia barat, godaan teknologi yang semakin tak terbatas kegunaannya pada zaman yang serba modern. Awal dari berbagai ungkapan diatas, pada zaman sekarang muncul berbagai ilmu dasar murni seperti: Matematika murni, IPA murni, Universitas murni, dsb. Dan pada akhirnya dapat juga ditandai dari adanya Kurikulum yang diberlakukan sekarang yaitu dengan menggunakan Pendekatan Saintifik. Serta tiada lain merupakan sebuah wujud dari dunia A. Comte yang lebih mengesampingkan spiritual, hal tersebut merupakan gambaran yang diberikan oleh Prof. Marsigit. Sehingga muncul Matematika Realistik, yang meliputi:

Matematika konkret => model konkret => model formal => matematika formal

Setelah zaman modern datang dari suatu hal yang berlawanan tersebut, antara yang mengutamakan rasio dan empirism, muncul lah filsuf modern yang bernama Immanuel Kant. Ketegangan antara Rasionalisme dan Empirisme yang berlangsung selama lebih dari satu setengah abad, tidak hanya kepada ajaran  filsafat tetapi juga kepada ilmu pengetahuan pada umumnya. Berdasarkan dari pertengkaran antara rasionalsme dan empirisme, Immanuel kant menggabungkan antara keduanya. Menurut Immanuel kant, tiada ilmu tanpa Rasio, dan tiada ilmu tanpa empiris. Dari hasil penggabungan kedua paham tersebut, maka muncullah suatu Sintesis Apriori. Menurut Kant yang namaya pengetahuan itu harus permanen, maka kita ambil dari analitik yang bersifat universalnya, dan Ia permanen tapi tidak memberikan pengatahuan baru sehingga memberikan pengetahuan baru tapi kekal/ permanen.
Share on Google Plus

Never complained of shortcomings, because shortage remind you to continue to look for the power that is within you. -Tinta Quote- Jadilah pengutip yang Bijak dan Bertanggungjawab dengan mencantumkan dimana Anda mengutip.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment